24 Mei 2009

Train (chapter 1)


Hari ini bersama keluarga, jalan-jalan ke karawang, karena belum sholat ashar mampirlah kami di masjid agung krawang, seperti umumnya masjid agung, maka ada alun-alun didepannya, alun-alun ini cukup ramai dengan pedagang kaki lima.

Setelah sholat saya keliling diantara pedagang kaki lima, macam-macam sekali jualannya. Ada yang jual makanan, sandal, kaos anak, mainan anak. Ketika saya lihat di tempat yang jual mainan anak. Penjual mendisplay barangnya berupa mainan kereta-keretaan yang di kasih rel memutar, terlihat kereta api itu terus berputar di rel seperti sebuah sirkuit.

Kalau suatu lomba balap di sirkuit, sudah ada ketentuan berapa kali putaran, nah kalau kereta mainan ini menunggu sampai battery habis. Kalau di analogikan, untuk pembalap sirkuit walau sudah di kondisikan atau "dipaksa" untuk menjalani sirkuit, tapi mereka sudah punya goal diawal, menang pada sekian putaran. Bagaimana mereka punya team, punya motor/mobil cadangan, punya ban dan bahan bakar cadangan, semua telah di persiapkan untuk meraih kemenangan, kecuali force major, seperti terjatuh atau menabrak pembatas, mesin ngadat dan sebagainya.

Dalam bisnis juga seperti itu, kadang kita sudah di kondisikan dengan persaingan bisnis yang sudah sangat komplek, padahal kita belum punya pengalaman berbisnis, baru lagi mencoba terjun. Kita sering turun langsung ke bisnis tanpa persiapan, sebenarnya banyak hal yang harus di lakukan sebelum menerjunkan diri dalam berbisnis, tapi harus di lakukan secara paralel. Jadi sambil mempersiapkan strategi, kita harus tetap action. Dan tidak boleh takut untuk gagal. Yang penting di awal adalah goal atau impian anda dahulu, kalau sudah ada mimpi maka bisa disusun kerangka untuk itu.
Nah untuk mewujudkan kerangka itu kita perlu melihat kembali diri kita, apa pas kita dengan isi kerangka tujuan itu. Bukan berarti kalau tidak pas trus kita mundur atau ganti mimpi. Tapi dari yang kurang pas itu kita ubah agar sesuai dengan kehendak mimpi kita.

Selesai dulu untuk di lanjutkan lain waktu

22 Mei 2009

CERAHNYA PAGI


Kabut yang membayangi pagi ini sirna

Hanya embun yang bercerita dengan sang rumput

Bahwa pagi ini secerah senyum mentari

Membawa ceria asa mimpi yang terbawa


Kilau dedaunan di peluk embun yang tertimpa sinar

Mencoba berbisik bahwa alam sedang bahagia

Marilah bersama bersyukur dengan tarikan nafas ini

Bersujud dalam suburnya tanah yang terpijak

Merangkai cita dalam ridho-Nya


Sungguh tiada bertepi rizki-Mu ya Allah

Hamba-hamba yang berdzikir di mulut Arsy-Mu

Bergetar jantung mereka dan merinding tubuh mereka

Dalam tangis, dalam diam, dalam bekerja, dalam bahagia

Remah-remah kelam hidupnya tersingkirkan

Oleh wahyu-Mu ya Allah

Hidayah-Mu dan yang pasti, seperti pagi yang hadir

Ketika berganti hari

Cerahnya Pagi

Disini semua makhluk-Mu berharap lebih baik

Dalam menjemput Rizki yang Kau janjikan


Pagi Hari, Mei 2009

Sang Pengelana Hati


sumber gambar : bbc.co.uk

Impian lama

Malam-malam begini, otak malah terus berputar, sehabis tertidur tadi. Dari pada tidak bisa tidur, saya buka-buka lemari yang berisi buku yang pernah saya beli. Ada satu lemari kecil di rumah yang isinya buku-buku bermacam-macam (little library). Dari buku-buku yang membahas ilmu hidup (tuntunan hidup muslim), juga ilmu-ilmu bisnis dan marketing.

Setelah bongkar-bongkar buku untuk mencari yang ingin saya baca di malam-malam gini. Mata saya tertumbuk pada buku kecil ukuran 3 X 4 cm. Cukup Kecil untuk nyelip di tengah-tengah buku lain. Penasaran saya tarik, dan judulnya mengingatkan saya akan sesuatu hal yang masih saya impikan sampai sekarang. Dan impian itu sudah lama, dimana untuk mewujudkan impian itu termasuk membeli buku ini. Sayang tidak ada tulisan saya yang menuliskan tanggal kapan saya membeli buku ini. Tapi dari penerbitan mengacu tanggal 1 september 1998. Pada bulan dan tahun itu, memang saya sedang merintis jalan untuk bisa menabung, dan pergi ke impian saya tersebut. Tapi entah kenapa dahulu, sehingga impian itu menggantung begitu lama.

Buku ini simpel judulnya yaitu "Doa-doa Ibadah Haji". Ya itulah impian saya sejak dahulu. Berhaji dan tidak ingin melepaskan tiap bagian haji dengan tuntunan doa, jadi saya beli buku ini untuk bisa berdoa disana. Buku ini lengkap untuk tiap rukun haji ada doa-doan tersendiri, doa pada saat sehabis sholat sunah di dekat maqam ibrahim, ziarah di makam Nabi S.A.W, bahkan doa setelah tiba di tanah air kembali, dan pada saat menerima tamu sepulang Haji, Allahu Akbar.

Ayah saya berhaji pada saat umur beliau 38 tahun dan Ibu umur 30 tahun. Dan saat ini ketika umur saya sudah mendekati umur ayah saya. Impian ini masih belum terwujud juga. Dahulu saya berniat, Saya bisa berhaji dengan keluarga tidak melebihi umur Ayah Saya. Subhanallah ketika umur mendekati Ayah saya saat ini, Saya seperti di ingatkan kembali oleh Allah S.W.T dengan menarik buku ini dari my little library, sekali lagi tangan Allah menuntun saya untuk meneruskan impian lama ini.

Ya Allah doa'ku di hadapan-MU dengan cara-Mu yang aku tidak bisa mengerti, kabulkanlah impianku ini ya Allah, untuk bisa memenuhi panggilanmu, seperti niatku dahulu. Kau-lah yang Maha Tahu dan Maha Pemberi Rizki dari arah yang tidak terduga. Hanya Engkau-lah yang bisa menyelami hati dan pikiranku ini Ya Robbi. Berikanlah petunjuk dan ilham untuk menjemput rizki-MU agar bisa ber-Hajj dalam rumah-Mu. Amiiinnn

Bengong

Awalnya ingin menulis di blog tentang "Business Wisdom", ide itu muncul tiba-tiba setelah selasa malam kemarin mengikuti training dengan Pak Andri Marjoni. Seorang pengusaha sukses Cikarang yang mau membagi ilmunya untuk pengusaha dan calon pengusaha. Dimulai dari lingkungan teman-teman dan tetangganya agar bisa sukses, seperti yang di alami oleh beliau.

Tapi karena mengambil judul yang memerlukan data-data pendukung yang valid, bukannya terus mengetik tulisan, malah jadi bengong. Selama setengah jam bingung mau dimulai darimana ini tulisan. Akhirnya klak-klik dan browsing sana-sini tanpa menghasilkan tulisan satu kalimatpun.

Sinergi otak dan tangan tidak cepat, dan saling mendukung. Hal ini malah mengingatkan perkataan Pak Andri waktu itu, kalau kita sering-sering menulis. Secara berangsur-angsur tulisan kita akan terserap oleh otak kecil kita dan masuk kedalam bawah sadar kita.

Misalkan kita ingin bisa bermanfaat bagi orang lain, maka jika kita tuliskan hal ini dalam sebuah tulisan, dan melafalkannya setiap saat (baca : berdoa). Insya Allah sebuah kekuatan yang selama ini kita tidak pernah bayangkan, akan muncul dan mengabulkan doa kita, untuk menjadi bermanfaat bagi orang lain. Dan kekuatan itu datangnya tanpa di sangka-sangka. Itulah kebenaran janji Allah S.W.T yang berkata dalam firman-firman-Nya (Maaf kutipan qur'an suratnya saya tidak hapal).

Jadi kita jangan pernah menyepelekan doa-doa kita, karena merasa doa kita belum pernah dikabulkan, sehingga kita malas berdoa kepada Allah S.W.T. Lihat kalimat tulisan ini sebelumnya. Ada kata belum dikabulkan, bukan berarti tidak di kabulkan, bisa jadi Allah Sedang menguji kita, atau doa kita belum ikhlas, atau ada hal yang bisa di sebut energi negatif dari diri kita belum semua terbalas ke kita. Sehingga simpanan energi positif kita masih belum cair (kubik leadership by Ustadz Jamil Azzaini).

Subhanallah dalam kebengongan ini, mengalir tulisan-tulisan yang sedikit menggugah saya sendiri untuk lebih ikhlas, dan lebih semangat lagi untuk berdoa. Karena tiba-tiba simpul-simpul otak terus memunculkan pengalaman-pengalaman masa lalu yang sering kita bilang 'keajaiban', ketika kita dilanda suatu musibah atau kesusahan, setelah kita berdoa dengan ikhlas dan memohon dengan air mata taubah, tiba-tiba musibah dan kesusahan itu menjadi ringan dan sangat ringan. Semua itu barokah Allah S.W.T robbil 'alamin.

Waktu terus bergulir dan niat berdoa mengalir, seperti padi yang telah berbulir, merundukkan diri keharibaan Illahi Robbi.

"Allaahumma baarik lanaa fii maa razaqtanaa wa qinaa 'adzaaban naar"

18 Mei 2009

Ketika Ku Bercukur

Malam minggu kemarin, gatal di kepalaku makin bertambah, jadi kulihat diriku di cermin, wow rambutku sudah bisa dibilang kategori gondrong.
Kuniatkan pergi ke pangkas rambut langgananku, kebetulan sampai disana tukang pangkas rambut sedang kosong tidak ada pelanggan. Jadi aku langsung nangkring di kursi.

Tukang pangkas ini termasuk pendiam, tidak banyak bicara kalau sedang bekerja, sehingga diriku pun tenggelam dalam lamunan. Saat melamun itu aku mulai melihat rambut yang berjatuhan di gunting oleh tukang pangkasku. Ah nanti beberapa minggu juga sudah tumbuh kembali.... tumbuh kembali.... subhanallah... tiba-tiba otakku tergelitik dengan rambut ini.

Dari bagian tubuh yang bernama rambut ini sudah menimbulkan berbagai profesi bagi manusia, seperti tukang pangkas rambut ini, kapster salon, bagian cream bath, pabrik rambut palsu beserta karyawannya, pabrik shampo dan perawatan rambut, produsen ikat rambut, jepit rambut, produsen jilbab, pewarna rambut, alat-alat pangkas rambut, produsen sisir, produsen obat kutu rambut, apalagi... yang masuk berpenghasilan dari rambut ini. Berjuta orang di dunia bisa hidup dengan penghasilan dari sejumput rambut.

Dari sisi rambut sendiri juga mengandung filosofi yang baik, sudah di potong, dipangkas sampai habis (gundul) tetap rambut ini tanpa putus asa tumbuh...lagi...tumbuh lagi.. tak pernah bosan untuk tumbuh dan memanjang, mengingatkan kita jika menjalani hidup atau pekerjaan atau bisnis, jangan pernah menyerah walau di paksa gagal berkali-kali, seperti rambut bangkit..lagi...bangkit lagi.... karena kalau tidak bangkit maka seperti rambut yang tidak tumbuh lagi pada manusia, akan timbul berjuta orang yang berbisnis dan terlibat pekerjaan yang berhubungan dengan rambut akan kehilangan penghasilannya.

Intinya jika kita bekerja dan berbisnis tanpa menyerah sampai kita berhasil, Insya Allah banyak orang dan keluarganya akan berterimakasih, karena memberikan peluang bagi mereka untuk mendapatkan penghasilan, dari bisnis yang kita jalankan (baca = karyawan)

Salam Cukur Rambut

Annas M. Yusuf